Rabeg, adalah salah satu makanan khas yang berasal dari banten. Jenis makanan yang berat ini sangat nikmat dihidangkan dengan nasi yang masih hangat. Bagi orang-orang yang bukan berasal dari banten pasti tidak akan kenal dengan nama makanan rabeg ini.
Selain rabeg, masih banyak lagi makanan-makanan khas dari provinsi banten yang bakal membuat perut kamu bergemuruh ingin mencicipinya, yuk kita simak makanan apa saja yang berasal dari banten ini.
- Rabeg
- Sate Bandeng
- Sate Bebek Cibeber
- Angeun Lada
- Nasi bakar sum-sum
- Sambal Buroq
- Kue pasung merah
- Leumeung
- Kue jojorong
- Gipang
Makanan yang terbuat dari daging dan jeroan kambing ini, adalah hasil dari adaptasi makanan yang berasal dari arab. Jenis makanan ini terbilang makanan berat, sehingga sangat cocok sekali jika dihidangkan dengan nasi putih yang masih hangat.
Sekilas, makanan khas banten ini mirip sekali dengan makanan yang bernama tongseng. Namun ada ciri khas tersendiri dari rabeg ini yang membedakannya. Terdapat berbagai macam rempah-rempah yang menjadikan citarasa rabeg ini lebih terasa bedanya. Umumnya rabeg memiliki citarasa yang pedas dengan tingkat kepedasannya yang akan menambah nafsu makan anda saat mencicipi rabeg lebih tergugah.
Jika kamu sudah terbiasa dengan makanan yang bernama sate ayam dan sate kambing, terus apa jadinya jika kamu mencoba salah satu makanan khas serang banten yaitu sate bandeng. Jika dilihat dari bentuk rupa sate bandeng ini, mungkin akan sangat berbeda sekali dengan yang namanya sate. Malah, lebih mirip sekali dengan otak-otak bandeng makanan khas dari kota gresik.
Sate bandeng menjadi ikon wisata kuliner di kota serang, banten. Dan sering kali dijadikan makanan oleh-oleh para wisatawan atau masyarakat sekitar.
Masih dengan jenis makanan berupa sate, sate yang satu ini mungkin bisa disebut wajar sebagai sate. Hanya saja bahan untuk olahan sate ini berbeda dari sate pada umumnya.
Sate bebek, mungkin saat ini sudah banyak ditemui di berbagai wilayah indonesia. Ada yang spesial dari sate bebek khas cibeber ini memiliki citarasa tersendiri dan menjadikannya salah satu ikon kuliner khas banten yang menggugah selera.
Sama halnya dengan rabeg, sate bandeng dan sate bebek. Angeun lada khas banten tak kalah menarik dan lejat hingga menjadi bagian ikon kuliner khas provinsi banten. Dari segi bahasa Angeun diartikan sebagai sayuran yakni jenis makanan berat berkuah seperti sup-supan. Sementara lada memiliki arti dari kata pedas. Sehingga jika digabungkan akan menjadi sebuah makanan berkuah yang memiliki cita rasa yang kuat dan pedas.
Awal mulanya angeun lada berbahan dasarkan daging kerbau sebagai bahan utamanya. Namun kian waktu berlalu seiring perkembangan zaman, angeun lada sering kali dibuat dari daging sapi atau kambing.
Kuah dari angeun lada, memiliki bahan dasar rempah-rempah dan salah satunya adalah daun walang yang memiliki kandungan minyak atsiri. Sehingga rasa dan aroma dari angeun lada memiliki citarasa tersendiri.
Masakan yang berbahan dasar nasi banyak sekali ditemui dengan berbagai macam jenis dan olahannya. Seperti nasi uduk, nasi lengko, nasi kucing, nasi goreng dan olahan nasi lainya. Di banten terdapat makanan olahan nasi yang mana olahan nasi tersebut dicampur dengan sumsum tulang belakang sapi atau kerbau.
Biasanya nasi bakar sumsum ini disajikan dengan tambahan lauk seperti ikan teri atau suwiran daging cincang. Setelah nasi diolah sedemikian rupa, nasi dibungkus dengan daun pisan dan siap untuk dibakar.
Menjelang musim haji, biasanya terdapat satu jenis makanan yang kerap kali dihidangkan pada saat acara hajatan atau muludan. Makanan sederhana yang terbilang unik, baik dari olahan hingga namanya yang mirip dengan nama kendaraan nabi muhammad pada peristiwa isra miraj.
Berbahan dasar kulit melinjo beserta campuran rempah seperti bawang, cabai, daun salam dan kemiri. Menjadi makanan yang sangat populer dikalangan masyarakat banten dan menjadi symbol kuliner dikala musim haji telah tiba. Tak jarang samball buroq juga sering kali dijadikan oleh-oleh bagi para jemaah dari acara keagamaan.
Sedari tadi makanan yang berat-berat saja yang sudah dihadirkan dalam artikel ini. Untuk itu, pada bagian ini kita beralih pada makanan yang ringan-ringan dan bisa dinikmati kapan saja dan dimana saja.
Kue yang berbahan dasar dari campuran tepung beras, tepung sagu, santan dan gula merah ini diproses dengan cara dikukus. Bentuk dari kue ini, biasanya dibungkus membentuk seperti corong atau kerucut.
Teksturnya yang kenyal dan lezat, sangat cocok sekali dihidangkan dengan segelas kopi atau teh hangat.
Di daerah malingpang, lebak selatan. Terdapat satu makanan khas tradisional yang sangat terkenal dan kerap kali dijadikan oleh-oleh kuliner dari banten. Leumeung atau lemang terbuat dari beras ketan yang dipadu dengan bumbu santan kental.
Proses penyajian leumeung ini terbilang cukup unik, karna makanan yang enak dihidangkan panas-panas ini diolah dengan cara dibakar yang mana bahan utama dari leumeung ini dimasukan pada bambu dan dibakar hingga matang.
Masih dengan jenis makanan ringan, terdapat panganan kue basah yang pada dasarnya bahan baku dari kue ini masihlah terbilang sama dengan kue pasung yang sudah kita bahas sebelumnya. Biasanya tekstur kue basah ini tidak terlalu basah atau lebih tepatnya kenyal dan lembut.
Wadah yang menjadi alas dari kue ini terbuat dari bentukan daun pisang yang dibuat rupa-rupa. Yang terkadang rupa dari bentuknya seperti mangkuk, ada juga yang berbentuk memanjang seperti perahu.
Makanan ringan yang terbuat dari ketan dan gula ini sangat populer sekali dan kerap kali dijadikan oleh-oleh khas banten. Rasanya yang renyah dan manis seringkali menjadikan makanan ini malah menjadi cemilan yang tepat untuk mengisi waktu dalam beraktivitas.
Selain bentuknya yang praktis, makanan ringan ini juga sering kali dijual diwarung-warung sebagai cemilan anak yang praktis dan lezat. Bahan baku dan proses dari panganan ini pun terbilang sangat sederhana sekali karena memang tidak hanya sekedar bahannya yang sedikit berupa beras ketan dan gula. Proses pembuatan gipang pun terbilang sangat sederhana sekali.