Pesona Candi Plaosan, Jawa Tengah
Mungkin kita sudah bosan berlibur dengan berkunjung ke Candi Borobudur atau Candi Prambanan dan ingin menikmati serta meng-eksplore kawasan wisata candi lainnya.
Nah, kebetulan sekali, kali ini akan diulas salah satu candi yang patut dikunjungi jika berlibur di Jogja dan sekitarnya. Salah satunya adalah Candi Plaosan. Penasaran seperti apa Candi Plaosan? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Ketika kami tiba dilokasi hari menjelang sore. Sekalian maksudnya mau ngambil suasana sunset di Candi Plaosan. Tapi ternyata langit tidak mendukung, malah langit mendung dan turun hujan gerimis.
Profil Candi Plaosan
Candi Plaosan merupakan sebuah kompleks percandian yang terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini terletak kira-kira satu kilometer ke arah timur-laut dari Candi Sewu atau candi Prambanan.
Candi Plaosan termasuk dalam jenis candi peninggalan umat budha karena bentuk stupa, archa budha serta adanya candi-candi perwara (pendamping/kecil) berbentuk stupa. Berdasarkan catatan sejarah mengungkap bahwa candi Plaosan di bangun pada abad ke-9 oleh raja Rakai Pikatan dan Sri Kahuluran pada zaman kerajaan Medang (Kerajaan Mataram Kuno).
Candi ini memiliki beberapa keuinikan di banding candi lainnya, yakni dua candi utamanya yang kembar serta teras yang permukaannya halus. Di candi ini juga terdapat vigur Vajrapani, Amitbha, dan Prajnaparamitha.
Awal mula sejarah candi plaosan berawal dari kisah cinta antara Rakai pikatan dan Pramudya wardani yang tidak di restui masing-masing pihak keluarga yang dikarenakan adanya perbedaan prinsip, budaya dan agama namun mereka berdua tetap nekad untuk melangsungkan hubungan tersebut ke pernikahan.
Sebab, menurut mereka cinta sendiri yang melampaui batas tidak menjadi suatu masalah apalagi karena adanya perbedaan prinsip, budaya dan agama semua dapat di pecahkan dan di selesaikan dengan baik.
Maka dibangunlah candi plaosan yang menjadi simbol keabadian cinta mereka berdua yang sekarang kita kenal sebagai candi utama utara dan candi selatan yang merupakan perpaduan corak agama hindu dan budha.
Candi Plaosan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Kedua candi itu memiliki teras berbentuk segi empat yang dikelilingi oleh dinding, tempat semedi berbentuk gardu di bagian barat serta stupa di sisi lainnya. Karena kesamaan itu, maka kenampakan Candi Plaosan Lor dan Kidul hampir serupa jika dilihat dari jauh sehingga sampai sekarang Candi Plaosan juga sering disebut candi kembar.
Candi Plaosan terdiri dari Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Keduanya hanya dipisahkan jalan raya kecil dengan jarak antara Plaosan Lord an Kidul hanya sekitar 20 meter.
Candi Plaosan Lor merupakan sebuah kompleks percandian yang luas. Candi ini menghadap ke barat, dan bagian depannya terdapat dua pasang arca Dwarapala yang saling berhadapan, di pintu masuk utara dan sepasang di pintu masuk selatan.
- Candi Plaosan Lor
Berada di kawasan candi Plaosan Lor kita akan menemukan dua bangunan candi utama. Candi yang berada di sebelah utara dinamakan candi Induk Utara memiliki relief yang menggambarkan tokoh-tokoh wanita. Sedangkan candi yang berada disebelah selatan dinamakan Candi Induk selatan dengan relief yang menggambarkan tokoh-tokoh laki-laki. Di bagian utara masih terdapat halaman terbuka dengan beberapa arca budhis. Kedua candi induk ini dikelilingi oleh 116 stupa permawa serta 50 buah candi perwara serta parit buatan.
Diantara masing-masing candi Induk terdapat 6 buah patung/arca Dhyani Boddhisatwa. Meskipun dikatakan sebagai candi Budha, namun bentukan arsiteknya bergaya perpaduan antara agama Budha dan Hindu.
Candi Plaosan lor juga pernah mengalami pemugaran sebagai bentuk upaya perawatan. Adapun pemugaran candi induk Selatan Plaosan Lor dilakukan pada tahu 1962 oleh dinas Purbakala dan pada tahun 1990-an kembali dipugar oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.
Bangunan Candi Plaosan Lor memiliki halaman tengah yang dikelilingi oleh dinding dengan pintu masuk di sebelah barat. Pada bagian tengah halaman itu terdapat pendopo berukuran 21,62 m x 19 m. Pada bagian timur pendopo terdapat 3 buah altar, yaitu altar utara, timur dan selatan. Gambaran Amitbha, Ratnasambhava, Vairochana, dan Aksobya terdapat di altar timur. Stupa Samantabadhara dan figur Ksitigarbha ada di altar utara, sementara gambaran Manjusri terdapat di altar barat.
- Candi Plaosan Kidul
Berbeda dari Candi Plaosan Lor, Candi Plaosan Kidul belum diketahui memiliki candi induk. Pada kompleks ini terdapat beberapa perwara berbentuk candi dan stupa. Sebagian di antara candi perwara telah dipugar.
Candi Plaosan kidul memiliki pendopo di bagian tengah. Pada bagian tersebut terdapat 8 candi kecil yang mengelilingi dan membagi dua bagian tingkat. Tiap tingkatan terdapat 4 candi. Pada kompleks candi Plaosan Kidul ini terdapat pula gambaran figur Vajrapani, Amitbha, dan Prajnaparamitha yang dianggap masyarakat hindu sebagai ibu dari semua Budha. Beberapa figur gambaran lain juga masih dijumpai meskipun tidak pada tempat aslinya, diantaranya seperti figur Manujri.
Menurut seorang ilmuwan BelAnda bernama Krom, candi Plaosan memiliki gambaran unik pria dan wanita. Terdapat seorang pria yang digambarkan tengah duduk bersila dengan tangan menyembah serta figur pria dengan tangan vara mudra dan vas di kaki yang dikelilingi enam pria yang lebih kecil.
Seorang wanita ada yang digambarkan sedang berdiri dengan tangan vara mudra, sementara di sekelilingnya terdapat buku, pallet dan vas. Krom berpendapat bahwa figur pria wanita itu adalah gambaran patron supporter dari dua wihara.
Seluruh kompleks Candi Plaosan memiliki 116 stupa perwara dan 50 candi perwara. Stupa perwara bisa dilihat di semua sisi candi utama, demikian pula candi perwara yang ukurannya lebih kecil. Bila berjalan ke bagian utara, Anda bisa melihat bangunan terbuka yang disebut MAndapa. Dua buah prasati juga bisa ditemui, yaitu prasasti yang di atas keping emas di sebelah utara candi utama dan prasasti yang ditulis di atas batu di Candi Perwara baris pertama.
Salah satu kekhasan Candi Plaosan adalah permukaan teras yang halus. Krom berpendapat teras candi ini berbeda dengan teras candi lain yang dibangun di masa yang sama. Menurutnya, hal itu terkait dengan fungsi candi kala itu yang diduga untuk menyimpan teks-teks kanonik milik para pendeta Budha. Dugaan lain yang berasal dari para ilmuwan Belanda, jika jumlah pendeta di wilayah itu sedikit maka mungkin teras itu digunakan sebagai sebuah wihara (tempat ibadah umat Budha).
Jika melihat sekeliling candi, Anda akan tahu bahwa Candi Plaosan sebenarnya merupakan kompleks candi yang luas. Hal itu dapat dilihat dari adanya pagar keliling sepanjang 460 m dari utara ke selatan serta 290 m dari barat ke timur, juga interior pagar yang terdiri atas parit sepanjang 440 m dari utara ke selatan dan 270 m dari barat ke timur. Parit yang menyusun bagian interior pagar itu bisa dilihat dengan berjalan ke arah timur melewati sisi tengah bangunan bersejarah ini.
Keunikan Candi Plaosan yang Memikat Pengunjung
Candi Plaosan memiliki keunikan dibandingkan dengan candi-candi lainnya. Adapun beberapa telah disebutkan sebelumnya diantaranya terdapat dua candi utama yang seolah-olah “kembar”. Candi Plaosan terdapat figur Vajrapani, Amitbha, dan Prajnaparamitha. Candi Plaosan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Lama yang dibangun sebagai bukti kecintaan Rakai Pikatan kepada Pramudya Wardhani yang tidak disetujui oleh keluarga mereka masing-masing.
Selain hal-hal tersebut, ada daya tarik candi Plaosan yang menjadi pemikat para pengunjung diantaranya adalah kepercayaan adanya kekuatan candi Palosan yang mempu memberikan kekuatan cinta pasangan Rakai Pikatan dan Pramudya Wardhani, sehingga diyakini mampu mendatangkan berkah asmara bagi pria atau wanita yang datang. Konon candi pria dan wanita ini makbul bagi mereka pasangan suami istri yang tidak kunjung segera dikaruniai momongan.
Lokasi Candi Plaosan
Setelah berkeliling kompleks candi Prambanan, Anda tidak perlu terburu-buru kembali ke penginapan atau ke lokasi wisata lainnya terlebih dahulu. Namun, ada alternatif wisata lain yang patut dikunjungi, yakni candi Plaosan. Jaraknya hanya sekitar 2,6 km dari candi Prambanan. Lokasinya terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Koordinat GPS: S7°44’33.5″ E110°30’16.7″.
Biaya Tiket Masuk
Untuk menikmati suasana kawasan wisata Candi Plaosan Anda cukup mengisi buku tamu di pintu masuk dan membayar retribusi sebesar Rp. 3.000. Jika menggunakan kendaraan motor pribadi dikenai tarif parkir sebesar Rp. 1.000 saja. Jam kunjungan di candi Plaosan dibuka setiap hari mulai pukul 09.00 wib – 17–00 wib.
Rute Perjalanan Menuju Candi Borobudur
Candi Plaosan berada sekitar 2,6 km dari Candi Prambanan dan 1,5 km ke arah timur laut dari Candi Sewu. Bisa ditempuh selama kurang lebih 5 sampai 10 menit menggunakan kendaraan bermotor. Akses menuju Candi Plaosan belum didukung dengan sarana transportasi umum. Oleh karena itu, rekomendasi untuk menuju ke sana adalah menggunakan akses kendaraan pribadi seperti motor atau menggunakan jasa ojek.
Berikut rute perjalanan menuju candi Plaosan dengan menggunakan jasa angkutan umum. Dari kota Jogja, Anda dapat menggunakan jasa bus TransJogja atau bus lokal jurusan Jogja-Solo. Turunlah di Kompleks wisata Candi Prambanan dan kemudian Anda bisa order ojek untuk mengantarkan menuju lokasi candi Plaosan.
Jika langsung menggunakan transportasi pribadi, dari Jogja Anda bisa mengikuti jalan Solo hingga sampai ke Kecamatan Prambanan. Ketika Anda menemukan lampu merah ketiga (sebelah kiri Kantor Pos dan kalau ke selatan ke Stasiun Prambanan) beloklah ke arah kiri menuju Manisrenggo (Klaten). Kemudian ikuti saja jalan itu sampai Anda berjumpa dengan perempatan di mana Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah berada di sisi kiri atau barat jalan. Silakan tengok saja ke arah timur atau sebelah kanan karena di situlah Candi Plaosan berada.
Waktu yang tepat ketika berkunjung adalah saat kita datang dari arah Candi Prambanan (selatan) akan terlihat pemAndangan menyejukkan, karena Candi Plaosan seolah menyembul di antara area persawahan masyarakat. Kebetulan saat saya berkunjung beberapa waktu yang lalu, ada beberapa orang yang sedang beraktivitas di area persawahan tersebut, membuat suasana candi semakin klasik dan natural.
One of my favorite temple.. apalagi spot pohon, mirip-mirip Ta Phrom di Cambodia sana…
thanks mas Romo atas komen dan supportnya …