Erawan Shrine, Wisata Religi di Kota Bangkok
Sobat Klayapan,
Setelah sebelumnya kita bercerita kreativitas wisata Thailand dengan ͞Chocolate Ville͟ nya di artikel sebelumnya, hari ini kita bahas lagi wisata religi di Thailand. Sungguh banyak amat variasi dan jenis wisatanya, otomoatis menjadikan Thailand, khususnya Bangkok ramai dikunjungi berbagai jenis wisatawan dari seluruh dunia.
Kali ini klayapan bisa singgah di The Erawan Shrine karena ajakan teman. Ini pengalaman pertama, sebelumnya tidak terpikir singgah melihatkuil ini. Biasanya orang yang mau sembahyang, pasti tidak akan melewatkan singgah ketika ada di Bangkok. Sebenarnya Erawan Shrine ini sudah terkenal sejak dulunya, karena ramai dikunjungi orang dan manjur doanya … itu kata-kata orang. Kuil Erawan sering disebut The Erawan Shrine atau The Thao Maha Phrom Shrine, tempat pemujaan Dewa Brahma Umat Hindu. Ada patung Brahma berwajah empat (Phra Phrom) atau She Mien Fo, sebutan bagi masyarakat Tionghoa. Orang Thailand memujanya sebagai dewa keberuntungan dan perlindungan.
Terletak di persimpangan jalan penting antara Ratchdamri dengan Thanon Rama I, tepat di depan hotel Grand Hyatt dan diantara kerumunan mall – mall di pusat kota. Erawan Shrine paling ramai di kunjungi wisatawan bila dibanding dengan lokasi sejenis lainnya yang ada ditepi jalan pusat keramaian kota Bangkok. Diberbagai sudut kota Bangkok banyak ditemukan tempat – tempat sembahyang yang letaknya di pinggir jalan, walaupun dipusat keramaian. Selemparan batu bisa sampai Isetan Mall dan Mall Platinum. Setelah itu memang kami berjalan kaki dari Erawan Shrine sambil menuju Mall Platinum, melewati mall – mall lain.
Walaupun Erawan Shrine merupakan pemujaan Hindu, namun semua orang yang penganut agama lain juga banyak melakukan kegiatan ritual di sini. Konon kabarnya dengan melakukan kegiatan ritual di tempat ini dapat memperlancar kegiatan usaha maupun pekerjaan sehari – hari, dengan kata lain terkenal kemanjurannya. Walaupun di tahun 2015, pernah terjadi serangan bom yang menewaskan 12 orang dan ,melukai 20 orang lainnya, tetap tidak menyurutkan wisatawan untuk mampir disini. Berdoa, berfoto, aneka budaya dan kegiatan sakral bertemu disatu titik, walaupun berada disuasana yang cukup ramai. Kuil ini tidak pernah sepi sampai malam. Bila kita menatap keatas atap jalan, ada jalan layang diatasnya.
Hotel Grand Hyatt sebelum diambil alih bernama Erawan Hotel yang didirikan sejak tahun 1950. Konsepnya hotel mewah, ketika ada masalah dipembangunannya, para pekerja meminta adanya tempat pemujaan disitu agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Di tahun 1991, hotel ini resmi berubah nama menjadi Grand Hyatt Erawan Hotel. Daerah ini memang termasuk daerah elit, untuk pusat perbelanjaan, hotel dan perkantoran. Selain ritual dengan berbagai sajian seperti bunga, buah –buahan, makanan dan lain – lain, di kuil ini juga ada pertunjukan seni tari yang mengiringi ritual. Tari Lion Dance dibawakan oleh para penari wanita dengan pakaian tradisionalnya. Diiringi juga musik tradisional para penari menari untuk penerimaan doa para jemaah.
Walaupun ramai pengunjung, penataannya masih cukup rapi. Terlihat tidak ada pedagang kaki lima dan pengemis yang biasanya ramai didepan rumah ibadah. Demikian juga dengan kebersihannya sangat terjaga dengan baik.
Bagaimana menuju ke kuil Erawan Shrine ?
Karena berada dipusat keramaian, cukup mudah untuk mendapatkan alat transportasi. Dekat dengan stasiun BTS Chitlom, hanya sekitar 5 menit berjalan kaki. Taxi, Tuk Tuk dan Taxi online siap digunakan bila ingin layanan yang lebih cepat dan nyaman.
Bisa jalan2 sambil beribadah nih. Thanks klayapan atas infonya
sama2 .. semoga berkenan
traveling tanpa lupa beribadah.. keren ^_^