Wisata foto dan sejarah di Kota Lama Semarang

Perkembangan dunia fotografi banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Sekarang ini berfoto ria tidak lagi perlu kamera, dengan handphone (telepon genggam) saja orang sudah berfoto ria. Istilah selfie (swafoto) dan wefie menjadi istilah yang bisa saat ini, terutama bagi yang suka bermain media sosial. Dengan gampangnya setelah foto bisa dapat langsung upload ke sosmed dengan handphone yang ada ditangan.

Dengan adanya kemudahan berfoto, maka disetiap daerah muncul spot- spot yang dianggap unik dan menarik untuk berfoto. Di Semarang terkenal dengan icon kota lamanya. Kali kedua saya ada di Semarang dan kali kedua juga berburu foto di kkota lama. Tempat ini tidak terlalu ramai, jadi masih enak untuk berjalan – jalan disekitarnya.

Banyak bangunan jaman Belanda ada disini, baik yang masih terawat dengan baik maupun yang tidak terawat. Setiap sore, terutama diakhir pekan atau dihari libur umum, tempat ini akan ramai dikunjungi, terutama dikalangan muda.

Tidak ada untuk foto asal, tapi orang yang foto prewed juga dilakukan disini. Mungkin dijadikan background foto yang kaya dengan vintage. Demikian juga para pelukis sketsa juga sering berada disini. Pertama kali saya ada disini, banyak pelukis yang sedang beraksi.

Lokasi yang menjadi pusat perdagangan di Semarang diabad 19 – 20, ramai dengan dihiasi oleh tempat – tempat kuliner, barang – barang antik jaman dulu dan oleh – oleh makanan khas Semarang. Kawasan kota lama ini dulunya disebut outstadt dengan luas areal sekitar 31ha. Dilihat dari kondisi geografinya, kawasan ini terpisah dari daerah sekitarnya, sehingga tampak seperti kota tersendiri. Kota yang juga disebut sebagai “Little Netherland” ini terdapat sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dan merupakan saksi bisu sejarah kolonialisme Belanda di Kota Semarang.

Salah satu yang terkenal adalah Blenduk atau GPIB Immanuel yang berdiri sejak tahun 1973, yang sudah merupakan ikon kota lama Semarang. Blenduk sendiri merupakan nama pemberian masyarakat yang berarti kubah yang berwarna merah kecoklatan. Ad ataman Srigunting yang ada disebelahnya. Bangunan lama café Spigel, Retro Café, Nuris Café, dan lain – lain. Pasar Klitikan yang berisi barang – barang jaman dulu, barang antik. Cocok buat konsep – konsep café yang disukai saat ini.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Skip to toolbar