Menyelusuri Jejak Kampung Pelangi di Semarang, Jawa tengah

Trend rainbow village (Kampung Pelangi) ada dimana – mana saat ini. Wisata murah meriah lahir dari ide kreatif meniru kampung yang serupa yang sudah ada dinegara –negara lain. Kenapa murah?… karena cukup berjalan mengitari kampung dengan bermodalkan kamera HP.

Selain Semarang, kampung pelangi lainnya ada di

  • Kampung Jodipan, Malang
  • Kampung Tridi, Malang
  • Kampung Kali Code, Yogyakarta
  • Kampung Warna warni Kalibo,

Kali ini kami mengunjungi kampung warno di Wonosari, Desa Bejelan, Kelurahan Randusari, Semarang. Lokasinya tidak jauh dari Tugu Mida dan Lawang Sewu yang sudah terkenal itu dan juga dipusat kota. Kami berjalan kaki dari Lawang Sewu ke lokasi kampung pelangi yang berjarak sekitar 500m. tidak terlalu jauh memang.

Keramaian terasa ketika kita mendekati kampung pelangi yang dari kejauhan sudah terlihat warna warni atapnya. Karena letaknya diatas perbukitan cukup tinggi dari badan jalan. Dipingir jalannya juga ramai dengan kios – kios pasar bunga Kalisari yang sudah direnovasi dan kelihatannya agak baru. Parkir sepeda motor dipinggir jalan yang membuat suasana menjadi agak macet.

Menurut masyarakat setempat, ibu Yuli yang kita temui disalah satu jalan masuk, bahwa dulunya pemukiman kumuh dipinggir sungai, yang kemudian ditata kembali. Di dalam perkampungan ada sekitar 220 bangunan penduduk. Beberapa masyarakat dari kampung tersebut dengan sukarela membantu merestorasi kawasan ini dengan cat, hiasan dan bahkan acessories untuk selfie yang gratis dipinjamkan. Biaya parkir juga sifatnya sukarela. Seperti yang kami temui Ibu Yuli yang sedang menjaga barang – barang acessories berupa topi, bunga, tulisan kata – kata yang digunakan untuk berfoto – foto disekitar lokasi. Keluhan Ibu Yuli, kadang masyarakat kurang menghargai hal – hal yang gratis dipinjamkan. Tampak anak – anak remaja sedang berfoto ria, seperti kata orang “untuk bahagia itu tidak perlu biaya mahal”.

Kampung ini menjadi viral di medsos setelah banyak media internasional mempublikasikan liputannya. Sehingga sampai hari ini telah menjadi salah satu destinasi yang dicari orang ketika berada  di Semarang, apalagi masih baru. Buat orang kita Semarang sendiri, mereka masih banyak yang belum pernah mengunjunginya. Mungkin memang dulunya terkenal kumuh. Dikalangan instagramer dan dunia medsos memang lagi nge-hits, sehingga banyak yang bertanya – tanya dimana ini. Yang masih akan menjadi pertanyaan apaka setela mengunjungi, masih mau datang lagi? Apakah wisatawan akan mengulangi kedatangannya?

Ketika kami menggelilingi sebagian kampung, memang unsur kebersihan cukup penting untuk diperhatikan. Sampah – sampah plastik masih cukup banyak diseputaran jalan. Bila mau menjadi tujuan wisata yang berkelas dan berkesinambungan, tentu hal ini harus diperhatikan. Disisi lain masyarakat dapat mengelola warung, café, souvenir dan lain – lain untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sampai saat ini kami lihat belum ada yang dikelola lebih teratur dan yang menarik minat wisatawan untuk mampir.

Semoga eksistensi sebagai kampung wisata dapat terus dipertahankan dan masyarakat setempat dapat membentuk sendiri ciri khas dan kenyamanan nya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Skip to toolbar