Nusa Lembongan, Surga Baru di Bali
Nusa Lembongan, Surga Baru di Bali – “Bali itu Ngangenin”. Siapa sih yang tidak mengenal keindahan Pulau Dewata ? Sebagai Pulau Surga, tiada tempat yang tidak menarik di Bali. TripAdvisor menobatkan ikon wisata Indonesia ini sebagai pulau yang paling populer se-Asia. Bali bukan hanya sekedar menyajikan pantai dan matahari, tetapi pulau yang penduduknya mayoritas beragama Hindu ini merupakan perpaduan harmonis antara kehidupan manusia, kebudayaan dan alam Indonesia.
Seperti kita ketahui, di sekitar Bali banyak terdapat pulau-pulau kecil yang indahnya masih sebelas duabelas dengan Bali, salah satunya adalah Pulau Lembongan atau biasa disebut Nusa Lembongan oleh masyarakat setempat. Nusa lembongan berada di sebelah Tenggara Bali dan akses ke sana hanya bisa dicapai dengan kapal. Dari Pantai Sanur atau Tanjung Benoa kita bisa menumpang public boat yang hanya berangkat di pagi hari. Perjalanan yang bisa ditempuh dalam waktu 30 menit memungkinkan pengunjung untuk melakukan perjalanan pulang hari tanpa perlu menginap di Lembongan.
Nusa Lembongan adalah pulau kecil yang hanya mempunyai panjang +/- 4.5 Km dan luas tidak lebih dari 1.5 Km. Mata pencaharian utama penduduknya adalah Petani Rumput Laut dan sebagian lagi bekerja di sektor pariwisata. Moda transportasi umum yang biasa digunakan masyarakat Nusa Lembongan adalah sepeda dan motor, dan baru belakangan ini tersedia angkot yang bentuknya mirip dengan TukTuk di Thailand. Bersepeda menjelajahi pulau kecil nan indah ini sepertinya terlalu memakan waktu dan menguras enerji sebab meskipun beraspal, jalanannya naik turun. Karena saya juga kurang pintar mengendarai motor, maka daripada mengambil resiko saya memutuskan mencarter angkot saja.
Mangrove Forest
Mangrove Forest
Kegiatan pertama yang kami lakukan di pulau imut ini adalah menjelajahi Mangrove Forest. Dengan menyewa sampan tradisional kami menyusuri sungai yang airnya berwarna coklat kemerahan. Suasana hutan bakau sangat hening, hanya terdengar suara gemericik air yang berasal dari dayung bambu yang dikayuh oleh “Nahkoda” kami, seorang Bapak yang ramah dan tidak banyak bicara. ditambah angin yang sepoi-sepoi, dan sesekali terdengar kicauan burung, membuat kami yang sudah jenuh dengan kebisingan kota seakan-akan seakan terhipnotis oleh keheningan alam yang asri dan bebas polusi. Bersyukur kami menggunakan jasa nelayan lokal untuk menemani dan membantu mengayuh sampan, semua kelokan di dalam hutan bakau tampak sama, kanan kiri hanya terlihat tumbuhan bakau yang tingginya lebih dari 5m. Bayangkan jika mencoba mengayuh sampan sendiri tanpa ditemani penduduk lokal, alamat bakal tersesat di dalam hutan bakau yang mempunyai luas 230 hektar ini, dan menurut “Nahkoda” kami, turis yang tersesat di dalam Mangrove Forest sudah tidak terhitung banyaknya tapi untung semuanya masih bisa ditemukan walaupun ada yang harus sampai memakan waktu berhari-hari.
Snorkling
Setelah puas menikmati suasana hutan bakau, kami melanjutkan dengan snorkling. Ada beberapa titik snorkling di Nusa Lembongan, dan kami memilih Mangrove Forest Point yang tidak jauh dari hutan bakau yang kami jelajahi, titik snorkling ini selain airnya jernih dan tenang, di sini juga terdapat banyak terumbu karang yang indah serta berbagai jenis ikan hias seperti ikan Blue Tang yang naik daun lewat film Finding Dory. Sayang sekali kegiatan snorkling ini tidak bisa berlangsung lama, arus pasang surut telah menyedot keluar air dari hutan bakau sehingga air laut yang tadinya jernih seketika berubah menjadi keruh kecoklatan. Karena awam dengan kondisi laut, penjadwalan kami menjadi kurang efisien. Seharusnya snorkling dilakukan sebelum wisata ke Mangrove Forest. Meskipun sedikit kecewa karena tidak bisa berlama-lama menikmati panorama bawah laut Nusa Lembongan yang memukau, tetapi kekecewaan itu segera berganti semangat untuk menjelajahi tempat indah lain.
Devil’s Tear
Devil’s Tear
Dalam perjalanan menuju Dream Beach yang terkenal dengan pemandangan ombak yang bisa disaksikan dari tebing – tebing tingginya, kami melewati rumah-rumah penduduk yang banyak menjemur rumput laut di depan rumahnya, dan tampak juga hotel-hotel sederhana yang berjejer di bangun disamping jalan. Dream Beach selain terkenal dengan pantainya yang berpasir putih juga mempunyai titik tebing tertinggi di Nusa Lembongan di mana kita bisa menyaksikan hempasan ombak yang dashyat seakan tidak pernah putus asa ingin menghancurkan karang. Tebing tinggi itu terkenal dengan nama Devil’s Tear yang artinya Air Mata Iblis. Konon nama ini diberikan karena mereka percaya bahwa iblis juga akan menangis ketakutan melihat kedashyatan ombaknya. Sebutan Devil’s Tear memang tidak terlalu berlebihan setelah melihat sendiri keganasan ombaknya yang seakan ingin menelan siapa saja yang berada di dekatnya, ditambah suara gemuruh ombak yang menderu nyaris memecahkan gendang telinga. Yang ingin mengabadikan momen kedasyatan ombak di Devil’s Tear kudu extra hati-hati, tidak jarang turis yang berdiri terlalu dekat ke tebing tersapu ombak dan terseret ke dalam laut, hanya beberapa orang saja yang beruntung karena masih sempat diselamatkan.
Bersama Keluarga Besar di Devil’s Tear
Yellow Bridge
Dari Dream Beach kami menuju Jembatan gantung yang terkenal dengan panggilan Yellow Bridge karena jembatan ini memang di cat dengan warna kuning terang. Jembatan Kuning sepanjang 100 M ini merupakan satu-satunya akses jalan yang menghubungkan Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan. Jembatan ini pertama kali dibangun pada tahun 1994, tetapi ambruk karena tidak kuat menahan beban kenderaan yang lalu lalang, kemudian pada tahun 2013 dibangun kembali dan hanya diperuntukkan untuk para pejalan kaki. Walaupun namanya buat pejalan kaki, para pengendara motor juga nekad melewatinya, jadi jangan heran jika kita sedang berdiri di tengah jembatan dan ketika banyak motor yang lewat, jembatan akan terasa bergetar. Dari atas jembatan kita bisa melihat pantai yang menjadi lokasi budi daya rumput laut, mata pencaharian utama penduduk Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Yellow Bridge ini merupakan landkmark Nusa Lembongan dan salah satu spot yang wajib dikunjungi.
Sungguh disayangkan, karena ingin mengejar kapal terakhir yang kembali ke Pulau Bali, kami terpaksa batal mengunjungi salah satu destinasi yang bisa memicu adrenalin, Jumping Point. Dinamakan Jumping Point atau Jumping Cliff karena memang tempat ini biasa digunakan oleh mereka yang ingin uji nyali. Selain Jumping Point, masih banyak tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi di Nusa Lembongan, seperti : Goal Gala, Blue Lagoon, dan Perkampungan Tempat Pembudidayaan Rumput Laut. Karena keterbatasan waktu, kami tidak bisa mengunjungi semuanya.
Yellow Bridge
Bagi yang ingin mencari suasana baru saat mengunjungi Bali, Nusa Lembongan adalah tempat yang cocok. Alamnya yang masih cantik alami dengan lingkungan pulau yang masih terjaga merupakan surga bagi para Pecinta Alam. Mengunjungi pulau kecil bermagnet besar ini, saya seakan menemukan Surga baru dari Pulau Bali. Menyesal sekali saya perginya terburu-buru, kelak jika ada kesempatan kembali kesana, saya akan menginap agar bisa menyaksikan matahari terbit di Sunrise Beach yang terkenal. Semoga …