Melihat Saksi Bisu Petilasan Laksamana Muslim di Klenteng Sam Poo Kong

Klenteng Sam Poo Kong Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah, terletak berbatasan dengan laut Jawa di Utara, Demak di Timur, Kabupaten Semarang di Selatan dan Kendal di Barat. Kota Semarang juga termasuk 5 kota metropolitan di Indonesia.

Dengan jumlah penduduk mencapai 2 juta jiwa dan 2,5 juta jiwa di siang hari. Kota Semarang dipimpin oleh Walikota Hendar Prihadi, dan didampingi wakil walikota Hevearita Gunaryanti Rahayu sejak tahun 2016 hingga sekarang.

Sebagai salah satu dari 5 kota metropolitan di Indonesia, ada banyak sekali hal yang bisa di explor dari kota Semarang. Misalnya anda ketik Semarang di mesin pencarian Google, akan ada banyak hal yang muncul seperti bandeng presto dan lumpia semarang.

Wilayah kota Semarang di bagi menjadi bagian kota bawah dan kota atas. Kota bawah terletak sejauh 4 kilometer dari garis pantai. Bagian kota bawah sering mengalami bencana banjir saat musim hujan tiba.

Sementara daerah kota atas yang merupakan daerah datara tinggi merupakan daerah dengan peradaban manusia yang berkembang pesat. Daerah kota atas saat ini menjadi pusat peradaban kta semarang dengan akses dan fasilitas perkotaan yang terpenuhi.

Sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah, Semarang patut dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata dalam negeri. Ada banyak tempat yang bisa anda kunjungi ketika singgah di ibukota provinsi Jawa Tengah ini.

Diantaranya yang paling terkenal adalah gedung lawang sewu dan kota lama Semarang. Gedung lawang sewu merupakan gedung peninggalan Belanda yang mana dulunya berupa kantor Nederland-Indische Spoorweg atau yang biasa disingkat NIS.

Lawang sewu merupakan kosakata bahasa Jawa yang berarti seribu pintu. Julukan tersebut diberikan oleh masyrakat karena gedung bekas kantor NIS ini memiliki banyak sekali pintu, meskipun jumlahnya tidak mencapai seribu.

Sementara kota lama merupakan pusat perdagangan di Semarang pada abad 19-20. Pada masa itu, demi keamanan masyarakat dibangunlah benteng yang diberi nama Vijhoek. Dilihat dari letak geografisnya, kota lama nampak terpisah dari daerah sekitarnya.

Selain dua tempat yang tentunya sudah dikunjungi oleh banyak orang tersebut, ada satu lagi destinasi wisata menari di Semarang. Sebut saja klenteng Sam Poo Kong, bangunan dengan arsitektur khas Tiong Hoa dan didominasi warna merah.

Klenteng Sam Poo Kong merupakan saksi bisu jejak petilasan Laksamana Muslim dari Cina, Laksamana Zheng Hu atau yang lebih dikenal sebagai Laksamana Cheng Ho. Dulunya, klenteng ini dijadikan tempat bermukin sementara Laksamana Cheng Ho.

Dikisahkan dalam sebuah perjalanan Laksamana Cheng Ho, banyak dari awak kapalnya yang mengalami sakit. Akhirnya, Laksamana Cheng Ho memutuskan untuk melempar jangkar dan menepi di Laut Jawa Utara atau tepi kota Semarang.

Selain di kenal sebagai klenteng Sam Poo Kong, disebut juga sebagai Klenteng Goa Batu, sebab berasal dari Goa dari Batu di dataran tinggi Semarang. Akibat sedemantasi laut Goa yang awalnya berada di pinggir kota menjadi terletak di bagian barat kota Semarang.

Sekarang, klenteng Sam Poo Kong biasa digunakan untuk aktivitas, ibadah, pemujaan, sembahyang, dan ziarah. Bangunan utama klenteng Sam Poo Kong merupakan Goa Batu yang diyakini sebagai tempat bermukimnya Laksamana Cheng Ho.

Goa batu yang sebenarnya digunakan bermukim Laksamana Cheng Ho dan para awak kapalnya pada tahun 1400-an tertimbun longsor pada tahun 1700-an. Sebagai bentuk penghormatan pada Laksamana Cheng Ho, masyarakat kemudian membangunnya kembali.

Di dalam bangunan utama kelenteng Sam Poo Kong terdapat patung Laksamana Cheng Ho yang berlapiskan emas. Ruangan tersebut kini digunakan sebagai ruang pemujaan terhadap Laksamana Cheng Ho yang dianggap sebagai dewa oleh umat agama Tao.

Pada dinding bangunan utama klenteng Sam Poo Kong terdapat relief yang mengisahkan perjalanan Laksamana Cheng Ho dari Cina hingga mendarat ke pulau Jawa. Selain itu juga terdapat satu Kelenteng besar dan dua tempat sembahyang yang lebih kecil.

Tempat-tempat sembahyang kecil di sekitar bangunan utama klenteg Sam Poo Kong memiliki nama yang merujuk pada kegunaannya. Seperti Thao Tee Kong yang digunakan untuk memuja dewa bumi untuk memohon berkah dan keselamatan hidup.

Selanjutnya ada juga kelenteng Kyai Juru Mudi yang berisi makan juru mudi Laksamana Cheng Ho. Di dalam bangunan tersebut juga dilakukan aktivitas sembahyang dan pemujaan terhadap arwah juru mudi Laksaman Cheng Ho.

Ada juga kelenteng Kyai Jangkar, dimana di dalamnya tersimpan jangkar asli dari kapal Laksamana Cheng Ho yang disimpan dengan dilapisi kain berwarna merah. Didalamnya dilakukan aktivitas sembahyang mendoakan arwah Ho Ping.

Ada lagi kelenteng Kyai Cundrik Bumi, yang pada masanya digunakan untuk menyimpan berbagai persenjataan yang digunakan oleh awak kapal Laksamana Cheng Ho. Ada juga Kyai dan Nyai tumpeng yang mewakili tempat penyimpanan bahan makanan.

Kebanyakan bangunan di klenteng Sam Poo Kong memeang ditujukan untuk aktifitas ibadah dan sembahyang. Oleh karena itu, tidak semua tempat di klenteng Sam Poo Kong terbuka untuk umum atau wisatawan. Di beberapa bangunan yang digunakan khusus untuk ibadah dijaga dengan ketat oleh petugas keamanan. Hanya yang datang dengan tujuan beribadah atau sembahyang sajalah yang boleh memasuki area tersebut.

Semenjak mengalami renovasi pada tahun 2000 hingga 2005, klenteng Sam Poo Kong menjadi semakin diminati oleh wisatawan lokal maupun internasional. Terutama ketika foto-foto bangunan Sam Poo Kong mulai tersebar di jagat maya seperti Instagram.

Hal menarik lainnya dari klenteng Sam Poo Kong, adalah fakta bahwa sebenarnya, Laksamana Cheng Ho merupakan seorang muslim yang saat ini justru di sembah oleh orang non muslim. Hal tersbut sebenarnya tidak cukup mengejutkan karena pada ajaran agama Tao memang dibenarkan untuk memuja arwah seseorang yang sudah meninggal sebagai dewa. Hal tersebutlah yang terjadi pada Laksamana Cheng Ho yang akhirnya disembah orang.

Meskipun dikenal sebagai seorang muslim, namun warga Cina yang menetap di Jawa tetap menghormati Laksamana Cheng Ho dan memujanya. Sosok Laksamana Cheng Ho sangat dihormati oleh warga Tiong Hoa dan masyarakat pribumi sekitarnya.

Penyembahan terhadap patung Laksamana Cheng Ho berawal dari kesalahpahaman orang terdahulu yang menyampaikan keinginannya di dekat patung Cheng Ho dan terkabul. Sejak saat itulah patung Cheng Ho dianggap menjadi perantara kepada Tuhan.

Wang Jihong atau yang saat ini dikenal sebagai Kiai Jurumudi Dampo Awang merupakan salah satu awak kapal Laksamana Cheng Ho. Dia jugalah yang memutuskan untuk memabangun patung Laksamana Cheng Ho sebagai bentuk penghormatan. Akibat kesalahpahaman orang terdahulu, patung yang dibuat sebagai tanda penghormatan tersebut justru dijadikan patung pemujaan. Selain membangun patung Laksamana Cheng Ho, Wang jugalah yang memprakarsai pembangunan klenteng Sam Poo Kong.

Nah, bagaimana teman-teman?, cukup unik ya sejarah dibalik bangunan megah dengan halaman luas di sisi barat kota Semarang ini. Jangan sungkan untuk menyempatkan diri ada berkunjung ke klenteng berdarah islam ini di hari libur nanti ya…

2 Comments
  1. Edbert Lucky says

    Webnya bagus untuk referensi sebagai pemula untuk fotografer😀😀😀

    1. klayapan says

      terima kasih Edbert ..

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Skip to toolbar