Yangon, Kota yang Lama Tertidur

Bila dibandingkan dengan ibukota negara lainnya, Yangon… ibu kota negara Myanmar tergolong agak terbelakang. Kesan bangunan peninggalan kolonial masih sangat kental, karena banyaknya gedung-gedung tua dan bangunan-bangunan lama. Walaupun sudah ada bangunan baru dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya yang sudah dibangun mengikuti gaya arsitektur kota saat ini. Bangunan lain yang menonjol dan banyak adalah bangunan vihara atau pagoda. Selain tatanan kota secara fisik, orang-orangnya juga masih memegang teguh adat tradisional, terutama dalam hal berpakaian. Seperti memakai sarung untuk para pria, tetap digunakan dalam kegiatan sehari-hari, termasuk pakaian dinas di kantor. Aura modernisasi baru masuk beberapa tahun terakhir ini, setelah pemerintah lebih terbuka kepada dunia luar, baik dari segi politik maupun ekonominya.

Untuk mencapai kota ini tidaklah sulit, karena sebagai lapangan udara internasional, banyak pesawat yang melayani rute ke Yangon. Seperti penerbangan dari Kuala Lumpur dan Singapura cukup banyak pesawat yang melayani rute ini. Kunjungan wisatawan maupun tujuan keagamaan meningkat pesat dari dari tahun ke tahun, sehingga banyak hotel yang terus di bangun untuk menampung wisatawan.

Walaupun sejak dulunya dianggap sebagai negara tertutup, sosialis, terbelakang dan mengalami berbagai gejolak politik yang tidak habis – habisnya, namun tidak membuat negara eksotik ini sepi dari wisatawan mancanegara. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Myanmar terus berbenah untuk menjadi lebih terbuka, terutama untuk wisatawan dan investor asing. Dengan melepaskan Aung San Suu Kyi dari tahanan politik dan memberikan kebebasan untuk ikut pemilu dan duduk di parlemen, memberi petunjuk bahwa junta militer di Myanmar telah berusaha tampil sebagai negara demokratis dan terbuka.

Peluang ini juga dimanfaatkan dunia fotografi international dan nasional. Sudah banyak fotografer nasional yang berkunjung dan meng-eksplor spot- spot eksotik di berbagai wilayah di Myanmar, seperti Yangon, Bagan, Mandalay dan Inle Lake. Melihat hasil foto teman – teman di Jawa, akhirnya Toba Photographer Club (TPC) Medan juga tertarik membawa teamnya masuk ke negara yang agak ditakuti ini, terutama dari segi keamanan. Semuanya itu menjadi buyar ketika kita tiba di negaranya.

Yangon … the capital of Myanmar, its infrastructure is undeveloped compared to those of other major cities. The impression of colonial heritage buildings is still strong as there are many old buildings standings there. Although there has been many new buildings and shopping centers with city architectural style nowadays, other prominent buildings can be found are temples or pagodas. Besides the physical structure of city, the people are still adhere to traditional culture, especially in terms of dress. Such as men wear sarong, wearing sarong in everyday activities, so does as uniform in the office. New modernization atmosphere just entered in this last few years, after the government is more open to the outside world, either in politics or economics.

To reach this town is not difficult, as an international airport, a lot of aircraft serving the route to Yangon. Many flights serving the route from Kuala Lumpur and Singapore. Tourist visits and religious purposes increased rapidly from year to year, therefore many hotels are built to accommodate the visitors.

Although it known as closed-country, socialist, backward and suffered various political upheavals that are not exhausted, it does not make this exotic country desolate of foreign tourists. Within the last 5 years, Myanmar has been continued to improve to become more open, especially for tourists and foreign investors. By released Aung San Suu Kyi from political prisoners and the freedom to vote and the seat in parliament, giving clues that the military junta in Myanmar has tried to appear as a democratic and open country.

This opportunity is also taken by international and national photography. Have been many national photographers who visited and explored the exotic spots in various regions in Myanmar, such as Yangon, Bagan, Mandalay and Inle Lake. Saw the photos taken by friends in Java, Toba Photographer Club (TPC) was also keen to brought its team to visit this country of being afraid, particularly in terms of security. Everything became dispersed when we arrived in the country.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Skip to toolbar