Wisata Balon Udara di Negeri Kebab “Turki”
Wisata Balon Udara di Turki – Berbicara tentang wisata ke Turki masih belum lengkap jika tidak mencoba balon udara atau Hot Air Balloon yang merupakan puncak dari seluruh perjalanan menjelajahi Negri Seribu Rasa ini. Dari sekian banyak negara yang menyediakan wisata balon udara, Cappodocia – Turki termasuk yang memberikan harga paling kompetitif, selain safety record yang baik.
Pemandangan Dari Atas
Balon udara memang tak hanya menakjubkan dilihat dari darat, ditumpang malah lebih menciptakan sensasi luar biasa. Tenang dan nyaris tanpa guncangan menjadikannya sebuah pengalaman wisata yang ingin dicoba oleh semua orang. Moda Transportasi udara yang pertama diciptakan oleh manusia ini sangat bergantung kepada deru terpa kencangnya angin, oleh karena itu, untuk menaikinya kita juga harus berdoa agar cuaca senantiasa bagus dan angin bersahabat. Seiring dengan waktu yang berjalan, fungsi balon udara beralih dari moda transportasi ke rekreasi. Menjagal petualangan naik balon udara untuk pertama kali mungkin membutuhkan modal nekad, namun dengan mematuhi setiap intruksi yang diarahkan Pilot sebelum balon tinggal landas akan membuat perjalanan aman dan tenteram.
Balon Yang Sedang Diisi Angin
Dijemput Dini Hari
Sehari sebelum kita memutuskan untuk “uji nyali” menaikii balon udara, kita harus membayar uang pendaftaran yang cukup membuat kocek meringis. Saya baru “ikhlas” membayar setelah mendengar janji jika cuaca buruk dan balon tidak bisa terbang, uang pendaftaran akan dikembalikan utuh, dan juga seandainya setiba di lokasi, tiba-tiba saya diserang rasa panik untuk terbang, pihak penyelenggara wisata balon udara akan mengembalikan sebagian uang saya.
Waktu terbaik untuk menaiki balon udara adalah dini hari dimana pergerakan udara dalam keadaaan minimum. Dan juga pada saat matahari belum terbit, biasanya disaat itu udara lebih dingin dan balon lebih mudah melawan gravitasi.
Mobil dan Trail Yang Menjemput Balon
Pada jam 5 pagi, saya dan teman-teman sudah berkumpul di lobby hotel menunggu jemputan. Dini hari di musim semi Cappodocia, suhu udara masih dibawah 10 derajat C. Kami memakai jeket tebal sambil menunggu jemputan bus yang akan mengantar ke lokasi balon berada. Sesampai disana sudah tampak beberapa balon yang sedang diisi udara, para petugas menggunakan kipas angin besar untuk menggembungkan balon. Begitu dirasa cukup anginnya, ditambahkan udara panas dengan membakar gas helium agar balonnya bisa melayang di atas keranjang.
Mengudara
Setelah masing-masing kami mencicipi teh dan kopi hangat, kami disuruh memanjat ke dalam keranjang rotan. Agak rempong memang khususnya bagi orang tua karena keranjang ukuran 3×2 M yang muat 20 orang ini tidak dilengkapi pintu. Satu-satunya cara masuk kedalam hanyalah dengan cara memanjat dindingnya yang setinggi dada orang dewasa. Keranjang diberi sekat beberapa ruang sehingga kita tidak mungkin bisa berjalan mondar mandir didalamnya. Ruang tengah dikhususkan untuk Pilot dan Co-Pilot Hot Air Balloon beserta 4 tabung besar gas helium.
Balon Udara Dilihat Dari Barat
Sebelum balon mengudara, Pilot memberikan instruksi dengan tegas apa yang harus kami lakukan seandainya cuaca tiba-tiba berubah dan harus melakukan pendaratan darurat. Mendengar kata hard landing sudah membuat hati saya kebat kebit dan segera berdoa. Dengan semburan gas yang terbakar, balon kami perlahan-lahan terangkat dan mulai mengapung di udara. Balon bergerak secara horizontal dan perlahan meninggi sehingga kita seakan bergantung tak bergerak sementara bumi berputar dan makin mengecil di bawah. Semakin tinggi kami terbang, terlihat banyak sekali balon berwarna-warni di udara. Suatu pemandangan yang sangat indah.
Pilot Dengan Burnernya
Pilot menekan Burner, alat yang berfungsi memanaskan udara, untuk membawa balon berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Saya lebih suka balon tidak terbang terlalu tinggi sehingga bisa dengan jelas menikmati pemandangan kawah vulkanik yang sangat unik bentuknya akibat erosi. Pengikisan angin dan hujan selama berabad-abad telah menjadikan kawasan Cappodocia begitu menakjubkan dilihat dari udara.
Balon Yang Diisi Gas Helium
Balon Yang Siap Terbang
Mendarat
Setelah hampir 1 jam di udara, balon mulai terbang merendah dan mencari lokasi pendaratan. Terlihat 2 mobil yang membantu proses penerbangan balon kami mengejar di darat. Mobil bergerak mengikuti arah balon kami yang terbang rendah. Pilot tanpa memberi aba-aba landing position, seperti biasanya ketika kita naik pesawat, terbang mendekati mobil. Dan saat balon sudah dekat dengan tanah, seorang petugas menahan tali yang dilemparkan oleh Co-Pilot dan kemudian dengan dibantu oleh beberapa petugas lain menarik agar posisi keranjang pas di atas trailer yang mereka bawa. Tanpa dentuman maupun sentakan sedikitpun, balon sudah mendarat aman. Tidak usah dikomando, semua orang bertepuk tangan dan menaikkan jempol tangan memuji Sang Pilot yang handal. Momen mendarat ternyata jauh lebih mendebarkan daripada mengudara. Pilot tersenyum ketika saya mengucapkan beautiful landing.
Posisi Keranjang Yang Mendarat Diatas Trailer
Perayaan dan Pembagian Sertifikat
Setelah mendarat dan sebelum pulang, kami, Pilot dan Co-Pilot, beserta tim yang membantu pendaratan merayakan kesuksesan balon mengudara. Disediakan minuman anggur dan sampanye sambil dibagikan sertifikat yang menandakan kami sudah pernah naik balon udara. Pesta kecil itu diakhiri dengan sesi foto bersama. Kami pun diantar pulang ke hotel oleh bus yang sudah menunggu.
Persiapan sebelum naik balon udara
– Membawa jeket tebal karena udara diatas cukup dingin.
– Menggunakan sepatu yang nyaman agar kita gampang memanjat keranjang balon.
– Jangan membawa tas besar yang mempersempit ruang keranjang balon.
– Siapkan kamera dengan batere penuh (full charged).
– DOA.
Perayaan Dengan Anggur dan Sampanye