Motret Kembang Api di Kek Lok Si Menjelang Imlek

Kembang Api di Kek Lok Si – Tidak terasa satu tahun telah berlalu. Tulisan ini dibuat 3 hari menjelang Imlek tahun 2016. Tiba-tiba teringat menjelang Imlek tahun lalu … awal tahun 2015. ada sesuatu yang sangat berkesan yang belum pernah di tulis. Cepat-cepat mengambil alat tulis untuk mengingat kembali peristiwa itu dan berikut foto-foto dokumentasinya. Waktu berlalu begitu cepat berlalu dan selalu mengingatkan kita akan makin cepatnya kita tinggal didunia ini.

Tahun lalu, tahun 2015, sangat kebetulan sedang berada di Pulau Penang mengikuti acara Amway dan sekalian mampir ke rumah sakit, kebiasaan orang Medan ke Penang. Setibanya di Bandara Udara Internasional Pulang Penang, ritual yang biasa saya lakukan adalah mengumpulkan aneka brosur apapun yang bebas tersedia untuk diambil. Hal yang sulit ditemui di bandara manapun yang ada di Indonesia. Yang menjadi perhatian saya diantaranya peta lokasi Mural street art (belum pernah jelajah nih .. layaknya aksi treasurer hunter di komik atau di film-film anak-anak jaman dulu), 3D studio, museum kamera sampai ke booklet kalender event wisata tahunan Pulau Penang. Sebuah manajemen wisata yang sangat tertata rapi, informatif dan sangat sederhana tapi di kerjakan secara konsisten oleh pemerintahnya. Di brosur banyak iklan, asumsinya brosur dicetak dari biaya iklan. Segala macam brosur ada disana , dengan sendirinya semua jenis wisata dan kuliner juga ditawarkan.

Salah satu ritual yang saya incar selain mural street art adalah ritual tahunan menghidupkan lampu di seluruh bangunan di vihara Kek Lok Si (Ji Le Si), konon kabarnya vihara terbesar di Asia Tenggara. Acara ini disebut “Kek Lok Si display of lights 2015” dan masuk dalam kalender wisata Pulau Penang. Lebih dari 10.000 lampu akan dihidupkan dari tanggal 14 pebruari – 18 Maret 2015, artinya dimulai 5 hari sebelum Imlek 2015 lampu mulai dihidupkan. Dan yang lebih menariknya lagi adalah dihari pertama ada pesta kembang api. Ini event hanya satu kali dalam setahun dan hanya berlangsung satu hari di hari pertama. Kebetulan saya masih ada di Penang tanggal 14 Peb sebelum pulang ke tanah air hari besoknya. Semua lampu dihidupkan dimalam hari akan menambah keindahan vihara dilihat dari kejauhan.

Vihara yang dibangun sejak tahun 1890 dan selesai pada tahun 1905, diprakarsai oleh biksu Beow Lean yang berasal Biara Kushan di Fujian, Tiongkok. Vihara dengan patung kwan Im yang sangat tinggi, dibangun di daerah Air Itam diatas bukit yang menghadap ke laut. Lokasinya berdekatan dengan kawasan wisata Penang Hill.

Awalnya mengharapkan ada teman dari Penang yang membawa kami kesana, tapi ternyata berhalangan dan memaksa saya bersama istri harus menjelajah sendiri lokasinya. Berangkat dari Komtar menggunakan bus , tentu saja lebih murah dari taxi. Transportasi massal di Pulau Pinang sudah tertata dengan rapi, sehingga orang asing pun tidak sulit menggunakannya. Apalagi menuju ke tempat wisata. Tujuan bus ke Kek Lok Si dengan ke Penang Hill sama. Kita hanya perlu mencari nomor berapa bus yang ke arah sana. Ongkos busnya kalau tidak salah sekitar RM 2 (Rp. 7000) per orang.

Turun di daerah keramaian, sepanjang kiri kanan jalan semua aktivitas perdagangan yang cukup ramai, terutama wisatawan. Mayoritas jualan makanan, baik yang basah maupun yang kering seperti kue, snack, biscuit maupun souvenir. Pada saat mendekati pintu masuk Kek Lok Si, firasatnya ada yang salah. Bagaimana mau motret kembang api, bila kita sendiri ada di dalam kompleks vihara. Terpaksa menghubungi teman, fotografer Penang untuk menanyakan hal ini. Ternyata benar, spot foto bukan di kompleks vihara, tapi kita harus mencari bukit di seberang vihara dengan asumsi posisi sejajar mata memandang dengan letak viharanya yang diatas bukit.

Akhirnya sambil berjalan kaki mencari arah masuk pendakian bukit pun ditemukan. Disekitar rumah penduduk dan jalan kecil setapak yang hanya dapat dilalui sepeda motor. Persis seperti rumah perkampungan di Indonesia, bedanya cuma bersihnya lingkungan sekitar dan jarang bisa ketemu orang. Diluar rumah tidak ada kelihatan orang atau pun orang duduk-duduk atau orang yang ngopi sekalipun. Mungkin semua pada sibuk dengan pekerjaannnya atau lagi di ladang mereka. Masalah baru muncul … karena harus mendaki jalan setapak. Jadi ingat pernah ngos-ngosan mendaki gunung Batur di Bali dan gunung Sibayak di Tanah Karo. Sepertinya untuk kondisi sekarang sudah berat untuk mendaki gunung. Ritual ini terpaksa harus di jalankan demi sebuah foto.

Sambil mendaki jalan setapak , melihat kiri kanan , lokasi mana yang bisa melihat kearah Kek Lok Si. Perjalanan dilakukan dengan sambil berhenti kalau capek. Tidak ada ketemu orang disepanjang perjalanan dan tidak bisa bertanya tentunya. Ketika melewati ada ladang penduduk , dari jauh disana ada kelihatan orang pasang tripod … kayaknya ini lah lokasinya. Tapi ladang itu dipagari dan banyak anjingnya. Nasib baik, ibu-ibu pemilik ladang kelihatan sedang menyiram tanamannya di sekitar pagar. Ternyata disambut dengan ramah dan dipersilahkan masuk untuk bergabung dengan para fotografer Penang yang sudah ada di posisi. Jarum jam menunjukkan pukul 17.30 waktu setempat. Kalau di Medan sudah menjelang sunset sambil persiapan. Ada sekitar 10 fotografer yang sudah pasang tripod, sedangkan saya tidak bawa tripod. Karena memang tidak ada rencana motret malam seperti ini. Sambil rehat, berkenalan dengan para fotografer dan mereka agak kaget kalau saya dari negara lain. Orang luar biasanya tidak mengerti spot di lokasi tersebut.

Masalah lain muncul lagi ketika langit tidak gelap-gelap. Jam sudah menunjukkan jam 19.00, tapi langit belum gelap. Sudah ada 50 fotografer lebih berkumpul disana, mereka datang tidak barengan. Pelan-pelan tapi pasti jumlahnya terus bertambah. Tempat untuk meletakkan tripod sudah habis dipadatin. Di Penang memang gelapnya agak lambat. Jam 19.30 baru langit mulai gelap. Moment yang di tunggu-tunggu muncullah … seluruh lampu vihara Kek Lok Si dihidupkan, jadi kelihatan semua arsitektur bangunannya, walaupun langit sudah gelap. Kembang api pun di tembakkan sebagai tanda peresmian acara. Kembang pun api terus diluncurkan diatas vihara sekitar 30 menit dan sangat indah sekali .

Kembang api selesai, semua fotografer pun bubar. Kita pun harus segera turun untuk mencari bus menuju ke Gurney Plaza. Nasib baik ternyata ada bus yang direct menuju kesana. Kesan dan moment yang luar biasa … mudah-mudahan punya kesempatan tahun depan untuk melihat moment ini.


Leave A Reply

Your email address will not be published.

Skip to toolbar