Replika Pagoda Shwedagon ada di Taman Alam Lumbini

Replika Pagoda Shwedagon ada di Taman Alam Lumbini – Sejak dibuka untuk umum tahun 2010, Taman Alam Lumbini telah menjadi salah satu icon wisata Sumatera Utara, terutama bila berkunjung ke daerah wisata Tanah Karo dan Danau Toba. Teman-teman dari negara tetangga mengatakan seperti sedang berada di Myanmar. Mirip dengan kemegahan Pagoda Shwedagon yang ada di Yangon, Myanmar. Mereka selfie dan langsung upload di sosmed nya dan bilang sedang berada di Myanmar.

Lokasinya terletak di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolat rakyat , Kabupaten Karo. Sekitar 1,5 jam dari Medan dengan jarak 55 km. Setelah tiba di Tahura, ada kelihatan tugu di simpang tiga, belok ke kiri. Berarti tidak kearah kota Brastagi. Setelah masuk ke jalan itu, nanti cari belokan lagi ke kanan. Di simpang jalan ada papan namanya. Jalan masuk memang agak jelek, penuh dengan bebatuan. Mungkin karena tidak dikenakan tiket masuk, jumlah wisatawan lokal mendominasi pengunjung yang ada. Tentu saja berbagai latar belakang orang yang ada disana dan memang pegunjungnya mayoritas bukan beragama Buddha dan bukan mau datang sembahyang. Ini tentu sangat baik untuk dijadikan contoh pembelajaran dan saling memahami apa yang menjadi tata cara dan ibadah orang lain. Sehingga bisa memberikan pemahaman toleransi yang baik kepada masyarakat Sumatera Utara Umumnya. Taman Lumbini memberikan keleluasaan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk melihat, memahami dan merasakan suasana ibadah umat Buddha, berikut tempat ibadah dan tata caranya.

Arsitektur Pagoda Taman Alam Lumbini hampir sama dengan dengan Pagoda Shwedagon yang ada di kota Yangon Myanmar. Dicat dengan warna emas sengan tinggi 46,8 m. Sehingga masyarakat Indonesia dapat melihat replika Shwedagon tanpa harus pergi ke Myanmar. Pagoda yang terdapat di Taman Lumbini ini merupakan replika tertinggi kedua yang berada diluar kota Myanmar dan merupakan pagoda tertinggi di Indonesia. Pemegang 2 rekor MURI, Pagoda tertinggi di Indonesia dan kebaktian dihadiri oleh Bhikku terbanyak.

Berada disekitar Pagoda yang luasnya 3 hektar ini membuat kita berasa seperti diluar negeri. Banyak pengunjung yang memanfaatkan kesempatan untuk berfoto atau selfie dengan berbagai gaya. Tempat ini menjadi tempat persembahyangan yang menenangkan dan menentramkan. Untuk masuk kedalam Pagoda, para pengunjung harus melepas alas kakinya. Hal yang sama juga berlaku di seluruh tempat ibadah di Myanmar. Walaupun lantainya itu tanah liat atau keramik yang lagi panas diterpa matahari panas. Aturan lain tidak boleh motret dengan kamera hanphone jika berada didalam Pagoda dan tidak boleh makan atau minum selama berada di areal Pagoda.

1 Comment
  1. heru says

    Beda fotografer beda cara menyajikannya om petrus selalu beda joss

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Skip to toolbar