Ada Vihara di Goa Khao Luang

Goa Khao Luang – Thailand yang terkenal dengan wisata religinya untuk umat Buddha dan peninggalan sejarah oleh raja-raja jaman dulu yang masih tetap terjaga dan digunakan sampai saat ini. Karena uniknya dan menariknya peninggalan ini, tentu saja menjadi destinasi wisata, baik lokal maupun internasional.

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Angkot yang bawa kita ke gua khao luang cave – klayapan.com

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Kawanan monyet yang selalu siap mendekat – klayapan.com

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Boneka buaya untuk mengusir monyet – klayapan.com

Terletak di sebelah utara provinsi Phetchaburi, sekitar 3 jam perjalanan dari Bangkok menuju ke arah Selatan. Konon kabarnya Raja Mongkut (Rama IV) yang berkuasa dari tahun 1851 sampai 1868 menggunakan gua untuk belajar tentang Buddha dan meditasi. Gua yang punya ketinggian sekitar 100 m, berisi sekitar 180 patung Buddha dan relick yang tersebar diberbagai lokasi di dalam goa Khao Luang. Vihara/kuil dibangun atas perintah Raja Chulalongkorn (Rama V), dedikasi untuk Raja Rama III dan IV.

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Ruang menuju ke gua yang sangat terjal kebawah – klayapan.com

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Cahaya matahari tetap bisa masuk dari atas – klayapan.com

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Adanya lobang besat alami yang terbuka diatas – klayapan.com
Dikenal dengan nama Wat Tham Khao Luang Cave, saat itu kami datang dari Amphawa floating market dengan perjalanan sekitar 1 jam, mobil tidak diizinkan parkir di sekitar gua. Area parkir sudah disiapkan, sama seperti kita berkunjung ke Bromo, kita harus naik angkot (angkutan khusus) untuk menuju ke mulut gua. Tidak tau apa alasannya, pemikiran sederhana, agar masyarakat sekitar mendapatkan bagian dari kue pariwisata yang ada dilokasi mereka. Karena wisatawan / pengunjung harus membayar ongkos transportasi tersebut.

Tiba dilokasi parkir, terlihat banyak monyet yang berkeliaran. Wisatawan juga ditawarkan untuk membeli makanan untuk diberikan ke komunitas monyet yang cukup banyak. Ada sesuatu yang terlihat aneh dan patut untuk dikasih apresiasi.

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Patung Buddha kecil – klayapan.com

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Sleeping buddha – klayapan.com

Ketika mobil diparkir, diatas kap mobil diletakkan boneka buaya. Boneka untuk anak-anak yang biasa dipeluk oleh mereka sebagai mainan. Saya agak heran awalnya, untuk apa. Setelah ditanya ke tukang parkirnya, ternyata itu untuk menakuti para monyet. Kalau tidak, monyet-monyet tersebut akan menaiki kap mobil kita. Tentunya ada resiko kena gores. Sesuatu yang aneh, tapi efektif untuk dilakukan.

Mobil sejenis mikrolet atau sudaco di Medan, membawa kita menuju ke areal dengan jalan yang sedikit tanjakan. Memasuki goa, kita harus menurunin anak tangga yang cukup terjal. Turunnya sih tak masalah … ini nanti naiknya yang bakal terjadi masalah. Usia sudah tidak bisa tolelir dengan tanjakan dahsyat seperti ini.

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Tempat sembahyang yang masuk kedalam ujung gua – klayapan.com

khao luang cave, goa khao luang, amphawa floating market, thailand, pasar terapung thailand, sleeping buddha
Barisan patung Buddha menambah khusuknya suasana didalam gua – klayapan.com

Untuk mediatasi dan kegiatan keagamaan sangat cocok didalam gua tersebut. Tidak ada polusi suara, adem dan nyaman. Jauh dari hiruk pikuk duniawi. Lokasi gua sangat alami untuk kegiatan ritual keagamaan. Tempat terawat dengan baik, terutama dari sampah-sampah yang biasa bertebaran dan tidak ada yang bermain-main didalam, seperti yang kita lihat biasanya di daerah kita sendiri.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Skip to toolbar