17 Rekomendasi Makanan Khas Jepang yang Wajib Dicoba, Bukan Cuma Sushi dan Sashimi
Jepang tidak cuma soal sushi sashimi. Rekomendasi makanan khas Jepang berikut akan membawa kamu ke dunia kuliner yang lebih luas, penuh cita rasa lokal, tekstur berbeda, dan cerita di balik setiap hidangannya. Dari street food hingga makanan rumah, dari rasa ringan hingga berempah.
Rekomendasi Makanan Khas Jepang
Kuliner Jepang memiliki kekayaan rasa dan tradisi yang tidak semua orang kenal. Di balik popularitas sushi dan sashimi, ada beragam hidangan lain yang mencerminkan budaya, sejarah, dan kebiasaan makan masyarakat Jepang sehari-hari. Rekomendasi makanan khas Jepang berikut ini mencakup berbagai jenis hidangan yang bisa dinikmati dalam suasana berbeda—di rumah, di jalan, di restoran tradisional, atau bahkan saat perayaan tertentu.
1. Yakitori: Kenikmatan Sederhana di Tusuk Kayu
Yakitori adalah salah satu makanan jalanan paling ikonik di Jepang. Hidangan ini terdiri dari potongan kecil daging ayam yang ditusuk dan dibakar di atas arang. Bagian ayam yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari paha, dada, kulit, jantung, hati, hingga tulang lunak. Setiap tusukan dibumbui dengan dua gaya utama: shio (garam) atau tare (saus manis berbasis kecap).
Yakitori bukan hanya sekadar makanan cepat saji. Di banyak izakaya atau bar Jepang, yakitori menjadi teman minum sake atau bir yang sangat populer. Proses memasaknya yang perlahan dan teknik pembakaran arang memberi aroma khas yang membuatnya jauh dari kesan biasa. Hidangan ini mencerminkan bagaimana Jepang bisa menyulap bahan sederhana menjadi pengalaman makan yang memikat.
2. Okonomiyaki dan Monjayaki: Pancake Gurih yang Menghibur
Okonomiyaki adalah makanan khas Jepang berupa pancake gurih yang dibuat dari campuran telur, tepung, kol, dan aneka topping seperti seafood, daging, atau keju. Namanya berasal dari kata “okonomi” yang berarti “sesuai selera” dan “yaki” yang berarti “panggang”, menjadikannya makanan yang sangat fleksibel. Biasanya dimasak langsung di atas hotplate di meja pengunjung, okonomiyaki menawarkan pengalaman menyenangkan karena bisa dibuat sendiri sesuai preferensi.
Monjayaki, saudaranya yang berasal dari Tokyo, memiliki tekstur lebih cair dan lengket. Adonannya dituangkan ke atas hotplate dan dimakan langsung menggunakan spatula kecil. Keduanya sering dinikmati bersama-sama sebagai makanan santai dalam suasana kekeluargaan atau saat hangout bersama teman. Baik okonomiyaki maupun monjayaki menunjukkan sisi playful dari budaya makan Jepang.
3. Udon dan Soba: Mi Tradisional dengan Karakter Kuat
Udon dan soba adalah dua jenis mi yang sangat digemari di Jepang, masing-masing dengan keunikan tersendiri. Udon terbuat dari tepung terigu dan memiliki tekstur tebal serta kenyal. Biasanya disajikan dalam kuah kaldu bening berbasis dashi dan soy sauce, lengkap dengan topping seperti tempura udang, daun bawang, dan kamaboko.
Soba dibuat dari tepung gandum soba (buckwheat) yang menghasilkan mi berwarna lebih gelap dan rasa yang sedikit nutty. Soba bisa disajikan panas dalam sup atau dingin sebagai zaru soba, disertai saus celup khas bernama tsuyu. Kedua jenis mi ini tidak hanya populer karena rasanya, tetapi juga karena peran budaya mereka—misalnya soba sering dimakan saat malam tahun baru sebagai simbol umur panjang.
4. Tonkatsu dan Katsu Curry: Perpaduan Renyah dan Lembut
Tonkatsu adalah potongan daging babi yang dilapisi tepung roti panko lalu digoreng hingga berwarna keemasan. Disajikan dengan kol mentah iris tipis, nasi putih hangat, dan saus tonkatsu yang kental, hidangan ini menawarkan perpaduan renyah dan lembut yang sempurna.
Ketika tonkatsu disandingkan dengan saus kari Jepang yang kental, lahirlah katsu curry. Kari Jepang memiliki cita rasa yang lebih manis dan tidak sepedas kari India, cocok dengan selera banyak orang. Hidangan ini menjadi favorit nasional dan bisa ditemukan mulai dari restoran keluarga hingga konbini (minimarket Jepang) sekalipun.
5. Oden: Hangat dan Mengenyangkan
Oden adalah makanan berkuah yang biasa disajikan saat musim dingin. Berbagai bahan seperti telur rebus, tahu, konnyaku, lobak (daikon), dan berbagai jenis fishcake direbus dalam kaldu ringan berbasis dashi dan soy sauce.
Di Jepang, oden sering dijual di gerobak pinggir jalan, izakaya, atau bahkan di minimarket. Kaldu oden yang bening namun kaya rasa sangat cocok untuk menghangatkan tubuh, dan setiap bahan memiliki kemampuan unik menyerap cita rasa kaldu. Tak heran bila oden menjadi makanan favorit saat cuaca dingin melanda.
6. Chawanmushi: Lembutnya Telur Kukus Jepang
Chawanmushi adalah hidangan pembuka khas Jepang berupa custard telur yang dikukus dalam mangkuk kecil. Meski terlihat seperti dessert, chawanmushi sebenarnya gurih karena dibuat dari campuran telur dan dashi, ditambah isian seperti jamur shiitake, udang, ayam, dan kamaboko.
Teksturnya sangat halus, hampir seperti tofu, dan meleleh di mulut. Hidangan ini sering muncul dalam menu kaiseki atau sebagai pembuka dalam makan malam formal. Chawanmushi menunjukkan keahlian teknik kukus Jepang yang sangat presisi dan penekanan pada rasa lembut serta umami alami.
7. Sukiyaki dan Shabu-Shabu: Kelezatan dari Panci Panas
Sukiyaki dan shabu-shabu adalah dua jenis nabemono atau hotpot Jepang yang populer. Sukiyaki menggunakan kuah manis berbasis soy sauce dan mirin, sementara shabu-shabu menggunakan kaldu ringan. Kedua hidangan ini menggunakan irisan daging sapi tipis, sayuran segar, tahu, dan mi yang dimasak langsung di meja makan.
Dalam sukiyaki, daging dimasak bersama kuah lalu dicelupkan ke telur mentah sebelum dimakan. Sementara pada shabu-shabu, daging hanya dicelupkan sebentar ke dalam kaldu panas lalu disajikan dengan saus ponzu atau goma (wijen). Kedua hotpot ini mencerminkan tradisi makan bersama yang kuat dalam budaya Jepang.
8. Horumon: Jeroan yang Jadi Primadona
Horumon adalah hidangan yang terdiri dari jeroan sapi atau babi seperti usus, hati, paru, dan lambung yang dibumbui dan dipanggang. Meski mungkin terdengar ekstrem bagi sebagian orang, horumon memiliki tempat tersendiri dalam kuliner Jepang, terutama di daerah Osaka dan Fukuoka.
Teksturnya kenyal, rasanya gurih, dan aromanya khas. Horumon biasanya disajikan dalam restoran yakiniku, di mana pengunjung memanggang sendiri jeroan di atas bara api. Popularitasnya di kalangan lokal menunjukkan bahwa Jepang tidak hanya mengandalkan bahan utama konvensional, tetapi juga mampu menyulap bagian-bagian yang dianggap kurang lazim menjadi hidangan favorit.
9. Omu-raisu: Sederhana Tapi Menggoda
Omu-raisu atau omurice adalah nasi goreng ayam yang dibungkus dengan telur dadar tipis dan disiram saus tomat. Hidangan ini sering ditemukan di kafe-kafe kecil dan rumah tangga Jepang karena cara membuatnya yang sederhana namun tetap lezat.
Kelebihan omu-raisu terletak pada kesederhanaannya. Nasi goreng yang gurih berpadu dengan telur lembut dan saus tomat manis menciptakan harmoni rasa yang nyaman. Beberapa restoran bahkan menyajikan versi spesial dengan telur yang dibuat setengah matang dan meleleh ketika dibelah, menambah sensasi visual dan rasa.
10. Nikujaga: Masakan Rumah yang Sarat Nostalgia
Nikujaga merupakan makanan rumahan khas Jepang yang terbuat dari daging sapi, kentang, dan bawang bombay yang dimasak dengan kecap asin, gula, dan mirin. Rasanya manis dan gurih, serta sangat cocok disantap bersama nasi putih hangat.
Hidangan ini sering dikaitkan dengan rasa nostalgia dan kasih sayang seorang ibu. Di banyak rumah tangga Jepang, nikujaga adalah makanan yang dibuat untuk menghangatkan hati dan tubuh. Sederhana, namun sarat makna. Tak heran jika nikujaga selalu muncul dalam daftar rekomendasi makanan khas Jepang sebagai representasi rasa rumah yang otentik.
11. Takoyaki: Bola-Bola Gurita yang Populer di Festival
Takoyaki berasal dari Osaka dan menjadi salah satu street food paling terkenal dari Jepang. Hidangan ini terdiri dari adonan tepung yang diisi dengan potongan gurita, daun bawang, dan tempura crunch (tenkasu), lalu dimasak dalam cetakan bulat khusus hingga berwarna keemasan. Setelah matang, takoyaki disajikan dengan saus khas, mayones Jepang, taburan aonori (rumput laut kering), dan katsuobushi (serutan ikan kering).
Takoyaki tidak hanya enak tetapi juga menyenangkan untuk dilihat, terutama saat katsuobushi di atasnya “menari” karena panas. Makanan ini sering dijumpai dalam festival musim panas di Jepang atau di kawasan ramai seperti Dotonbori. Takoyaki menjadi contoh makanan khas Jepang yang mudah dinikmati siapa saja, baik lokal maupun turis.
12. Tempura: Renyah, Ringan, dan Elegan
Tempura adalah teknik menggoreng ala Jepang yang menghasilkan tekstur ringan dan renyah tanpa menyerap minyak berlebihan. Bahan-bahan seperti udang, ikan, jamur, ubi, dan sayuran dicelupkan dalam adonan tipis berbahan tepung dan air dingin, lalu digoreng cepat dalam minyak panas.
Hidangan ini bisa disajikan sebagai lauk pendamping nasi (tempura teishoku), topping untuk mi udon atau soba, atau sebagai bagian dari menu kaiseki yang lebih formal. Tempura menonjolkan prinsip wabi-sabi dalam kuliner Jepang—sederhana namun berkelas. Di tangan chef yang terampil, tempura bisa menjadi seni kuliner yang memanjakan lidah dan mata.
13. Gyoza: Pangsit Panggang dengan Isi yang Lezat
Gyoza merupakan adaptasi dari dumpling Cina (jiaozi) yang sangat populer di Jepang. Isiannya terdiri dari daging cincang, kol, bawang putih, dan jahe, yang dibungkus dalam kulit tipis lalu dipanggang sebagian dan dikukus sebagian. Hasilnya, bagian bawah gyoza garing dan berwarna keemasan, sementara bagian atas tetap lembut dan juicy.
Gyoza biasanya disajikan dengan saus celup berupa campuran soy sauce, cuka, dan sedikit chili oil. Rasanya gurih, sedikit manis, dan sangat cocok dijadikan cemilan maupun makanan pendamping. Gyoza dapat ditemukan di berbagai tempat, dari gerai ramen hingga restoran khusus gyoza yang menghidangkannya dalam berbagai variasi.
14. Kaiseki: Puncak Elegansi Kuliner Jepang
Kaiseki adalah bentuk jamuan makan tradisional Jepang yang terdiri dari banyak hidangan kecil yang disusun secara artistik dan disajikan dalam urutan tertentu. Setiap komponen dalam kaiseki mewakili musim, keseimbangan warna, tekstur, dan rasa. Bahan-bahannya dipilih secara teliti, biasanya musiman dan lokal, untuk menonjolkan rasa alami tanpa banyak bumbu.
Pengalaman makan kaiseki tidak hanya soal rasa, tapi juga menyentuh aspek visual, spiritual, dan budaya. Kaiseki sering disajikan di ryotei (restoran Jepang tradisional) atau ryokan (penginapan Jepang) sebagai bentuk hospitality kelas tinggi. Meskipun bukan makanan sehari-hari, kaiseki merupakan bentuk seni kuliner tertinggi dalam budaya Jepang.
15. Kare Raisu (Curry Rice): Versi Jepang yang Unik
Meski berasal dari India dan dibawa melalui Inggris, kare raisu telah menjadi salah satu makanan paling umum di Jepang. Kari Jepang berbeda dari versi India karena teksturnya lebih kental dan rasanya cenderung manis dan gurih.
Biasanya disajikan dengan nasi putih dan lauk seperti ayam, babi, atau sapi, kare raisu sering dijadikan makanan keluarga karena praktis dan mudah disukai anak-anak. Beberapa versi juga menambahkan sayuran seperti wortel dan kentang. Variasi kare bisa sangat beragam, bahkan ada restoran khusus yang hanya menjual kari dengan berbagai level pedas dan topping unik.
16. Onigiri: Simbol Praktisnya Makanan Jepang
Onigiri adalah nasi kepal berbentuk segitiga atau bulat yang biasanya dibungkus nori dan diisi dengan berbagai macam isian seperti umeboshi (acar plum), tuna mayo, salmon panggang, atau daging teriyaki. Onigiri merupakan makanan ringan, praktis, dan sangat populer di kalangan masyarakat Jepang, baik anak sekolah, pekerja, maupun pelancong.
Meskipun sederhana, onigiri mencerminkan filosofi kuliner Jepang: mengutamakan bahan berkualitas, kesederhanaan, dan efisiensi. Banyak orang membuatnya di rumah sebagai bekal atau membelinya di minimarket karena rasanya yang familiar dan mengenyangkan.
17. Miso Soup: Penutup yang Menenangkan
Tidak lengkap membicarakan rekomendasi makanan khas Jepang tanpa menyebut miso soup. Sup ini adalah elemen penting dalam hampir setiap makanan di Jepang, baik sarapan, makan siang, maupun makan malam. Terbuat dari campuran pasta miso (hasil fermentasi kedelai) dengan kaldu dashi, ditambah bahan seperti tahu, wakame, dan daun bawang.
Rasa miso soup cenderung ringan namun memiliki kedalaman umami yang khas. Kehadirannya bukan hanya untuk mengenyangkan, tetapi juga memberikan keseimbangan nutrisi dan ketenangan setelah makan. Miso soup menjadi bentuk kehangatan yang sangat merepresentasikan budaya makan orang Jepang.
Melalui beragam hidangan di atas, jelas bahwa kuliner Jepang memiliki spektrum rasa dan teknik memasak yang sangat luas. Rekomendasi makanan khas Jepang ini memperlihatkan bahwa makanan dari Negeri Sakura tidak melulu soal ikan mentah dan nasi gulung. Di balik setiap masakan ada filosofi, nilai budaya, serta keseimbangan rasa dan estetika yang dijaga selama ratusan tahun.
Baik kamu seorang penjelajah kuliner, pencinta makanan rumahan, atau pemburu street food, selalu ada sesuatu dari kuliner Jepang yang bisa mencuri hati dan membekas di ingatan. Menyantap makanan khas Jepang bukan hanya soal kenyang, tapi juga menyentuh sisi emosional, pengalaman, dan kedekatan dengan budaya yang mendalam.
Mulailah petualangan kulinermu hari ini dengan mencoba rekomendasi makanan khas Jepang yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya. Setiap gigitan membawa cerita, setiap rasa punya sejarah. Selamat menikmati.